Tips Ringan Seputar Merawat Anakan Murai Batu

Murai batu adalah salah satu jenis burung kicau yang harus mendapat perawatan khusus, terutama saat masih berupa piyik atau anakan. Tidak seperti burung lain, murai batu anakan perlu diberi perlakuan ekstra sampai usianya cukup untuk hidup mandiri.

Anakan murai batu yang baru menetas punya daya tahan tubuh yang sangat rendah, sehingga mudah sakit, terlebih jika cuaca dan lingkungannya kurang bersahabat. Selain menjaga pola makan dengan memberikan lolohan secara rutin tiap jam, kita juga harus rajin mengecek kondisi kesehatannya.

Nah, buat teman-teman yang membutuhkan referensi mengenai cara merawat anakan murai batu, tips berikut mungkin bisa membantu.

1. Buat Kandang yang Nyaman

Source - muraibatu-etbf
Source – muraibatu-etbf

Hal pertama yang harus dilakukan agar anakan murai batu tetap dalam kondisi baik adalah menyediakan kandang yang hangat dan nyaman. Anda bisa menggunakan sangkar yang rapat ditutupi kain.

Untuk menjaga suhu dalam sangkar tetap hangat, pasanglah lampu pijar di sangkar pada malam hari atau siang hari jika memang diperlukan, terlebih jika Anda memelihara murai batu di daerah dingin.

2. Perhatikan Campuran Pakan

Source - ajikukilo.
Source – ajikukilo.

Murai batu anakan atau piyik tidak boleh diberi pakan sembarangan. Selain rentan stres, pakan yang tidak sesuai juga bisa memicu penyakit. Sebagai alternatif, Anda bisa mencampur voor, kroto, dan vitamin. Campuran ini akan mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan si murai batu.

Berikan pakan seperti ini dengan cara melolohkan pada anakan murai batu. Lakukan sampai si piyik batu benar-benar bisa makan sendiri.

3. Jaga Kebersihan Sangkar

Source - omjagobreeder
Source – omjagobreeder

Untuk menghindarkan murai batu piyik dari gangguan stres atau penyakit, rajinlah menjaga kebersihan kandang atau sangkar setiap hari. Selain membuang kotoran burung, sebaiknya bersihkan kandang secara menyeluruh dengan cara menyemprotkan air, lalu jemur sampai kering agar kandang tidak dihinggapi jamur.

Murai Batu Usia 1-2 Bulan

Murai batu yang berusia 1 sampai 2 bulan umumnya sudah bisa mulai makan sendiri tanpa diloloh. Nah, pada masa inilah Anda bisa mengganti jenis pakannya dengan pakan kering (voor). Namun, sebelumnya Anda wajib membiasakan anakan murai batu sampai mereka benar-benar bisa makan sendiri.

Jika butiran voor masih dirasa terlalu kasar, Anda bisa menghaluskan dan mencampurnya dengan sedikit air. Dengan begitu, murai anakan bisa mencerna pakan secara baik.

Selain voor, Anda juga bisa memberikan kroto dan ulat hongkong sebagai pakan untuk murai piyik kesayangan. Berikan kroto secukupnya saja setiap pagi. O, iya, jangan mencampur kroto dan ulat dalam satu wadah, ya.

Banyak juga pehobi murai batu yang memakai jangkrik sebagai pakan untuk peliharaannya. Bolehkah? Boleh saja, dengan catatan Anda harus membuang bagian kepala dan kaki jangkrik lebih dulu, sehingga murai hanya memakan perut dan dada. Jangkrik yang dijadikan pakan juga harus yang berukuran kecil, ya.

Pemberian Multivitamin

Pemberian multivitamin pada murai batu anakan diperbolehkan, bahkan sangat dianjurkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi kesehatan murai anakan tetap prima, terutama saat sudah dewasa.

Sekarang ini sudah banyak suplemen khusus murai batu yang dijual di pasaran. Untuk jadwal pemberian suplemen, Anda bisa mengikuti instruksi yang terdapat pada kemasan suplemen yang Anda beli, sebab masing-masing multivitamin punya aturan pemberian yang berbeda, ada yang seminggu 2 kali, ada juga yang 3 kali.

Nah, itu dia tips ringan merawat anakan atau piyik murai batu. Mudah sekali, bukan?

Home > Burung Murai Batu > Tips Ringan Seputar Merawat Anakan Murai Batu