Tidak semua cucak rowo memiliki kualitas suara yang baik. Kualitas suara burung kicau biasanya dipengaruhi banyak faktor, mulai dari kualitas bakalan hingga teknik perawatan. Anda perlu mengenali kualitas suara cucak rowo sebelum diikutsertakan dalam perlombaan. Hal ini akan membantu Anda memilih Cucak rowo yang akan dilombakan serta menyusun strategi perawatannya.
Meskipun penilaian kualitas suara burung tergantung pendapat juri, ada kesepakatan umum terkait tingkatan kualitas suaranya. Berikut ini akan dibahas tingkat kualitas suara cucak rowo yang perlu Anda kenali.
- Suara gedongan
Istilah gedongan atau ngingklung berasal dari kata ngelingkung atau lingkungan. Suara gedongan berarti suara cucak rowo sudah menyerupai kicauan burung umum yang sering Anda dengar. Suara gedongan merupakan tingkat kualitas suara terendah karena suara cucak rowo telah kehilangan suara asli/ alam/ murninya.
Cucak rowo dengan tingkat suara gedongan menirukan suara burung jenis lain atau suara-suara dari lingkungan sekitarnya. Kicauannya menjadi jarang terdengar, lambat, dan tidak jernih. Hal ini sering disebabkan oleh perawatan yang kurang baik dari pemilik.
- Suara engkel
Kualitas suara engkel setingkat lebih baik dari suara gendongan. Burung masih memiliki suara khas namun kurang tebal, mengambang, serta bertempo lambat. Kualitas suara engkel sering dialami oleh cucak rowo kalimantan jantan dengan perawatan yang keliru.
- Suara engkel panjang
Cucak rowo yang memiliki suara engkel, paling tidak dapat ditingkatkan kualitasnya hingga memiliki tingkat suara engkel panjang. Ciri kualitas suara engkel panjang atau engkel ngelagu adalah hanya menonjolkan variasi-variasi kicauan yang panjang.
Cucak rowo dengan suara engkel panjang rajin berkicau dengan variasi yang panjang, tetapi jarang memiliki irama yang cepat. Cucak rowo jantan asal Medan, Riau, dan Jambi yang mengalami salah perawatan sering memiliki kualitas suara ini.
- Suara semi roppel/ semi rovel
Cucak rowo dengan kualitas suara semi roppel sudah memiliki kecepatan suara yang baik. Meskipun demikian, jarak/ celah di antara variasi kicauan yang terdengar masih menjadi kekurangan. Cucak rowo Aceh dan Jambi dengan perawatan yang baik dapat mencapai kualitas suara ini.
- Suara double slah
Double slah dapat dianggap sebagai istilah baru dan masih kurang populer di kalangan pencinta burung. Kualitas suara double slah ditandai dengan kecepatan suara kicau yang tergolong baik. Meskipun demikian, masih terdapat celah antar variasi kicauan yang memungkinkan suara cucak rowo lain mengikutinya.
Cucak rowo jantan yang berasal dari Lampung, Jambi, dan Riau umumnya memiliki suara dengan tingkat kualitas double slah. Cucak rowo Medan betina juga tidak sedikit yang memiliki kualitas suara ini namun dengan tempo yang lebih lambat.
- Suara roppel/ rovel
Suara roppel merupakan tingkat terbaik dari kualitas suara cucak rowo. Suara roppel memiliki ciri suara yang panjang dan bergulung-gulung. Kicauannya seolah-olah tidak memiliki jarak sehingga tidak ada celah yang terdengar di antara variasi dan tiap untaian iramanya. Cucak rowo bersuara roppel akan terdengar besar dan keras.
Cucak rowo betina asal Medan dan cucak rowo jantan asal Lampung banyak memiliki kualitas suara ini. Jenis betina pada umumnya bersuara roppel lebih baik dibandingkan yang jantan. Penyebab utamanya adalah Cucak rowo jantan masih mau mengicaukan suara jenis burung lain sehingga nada kicaunya terdengar kurang murni.
Sebaliknya, cucak rowo betina bersuara roppel hanya akan mengicaukan suara murninya. Kekurangan utama cucak rowo betina adalah kurang rajin berkicau dibandingkan cucak rowo jantan.
Dari pembahasan di atas, Anda dapat menilai kualitas suara cucak rowo yang Anda miliki. Selain itu, Anda akan mengetahui bakalan cucak rowo yang memiliki kualitas suara seperti yang diharapkan. Ingat! Perawatan cucak rowo yang keliru akan menurunkan kualitas suaranya.