Burung Berkik Rawa, Pendatang dengan Paruh Panjangnya yang Khas

Burung Berkik Rawa bukanlah spesies endemik dari Indonesia. Burung ini merupakan salah satu pendatang. Saat musim dingin, Berkik Rawa akan mengembara ke Asia Tenggara dan Australia bagian utara.

Sebenarnya ukuran tubuh yang Berkik Rawa miliki tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Namun, hal yang paling khas dari Berkik Rawa adalah paruh panjang mereka. Paruh tersebut terlihat memanjang dengan lancip seperti kayu.

Burung Berkik Rawa, Pendatang dengan Paruh Panjangnya yang Khas
pixabay.com

Ciri Utama Burung Berkik Rawa

Terdapat berbagai jenis burung di dunia ini. Setiap negara bahkan memiliki jenis khas mereka sendiri. Berkik Rawa merupakan salah satu burung yang terkenal akan keunikannya. Ia memiliki nama ilmiah sebagai Gallinago megala.

Meski bukan asli Indonesia, namun mereka dapat ditemukan di beberapa daerah. Berkik Rawa bukanlah jenis burung raksasa. Pada usia dewasa, panjang badan mereka hanyalah sekitar 28 cm. Hal yang membuat Berkik Rawa tampak menggemaskan adalah tubuh mereka.

Tubuhnya yang kecil terlihat tampak gemuk karena berkaki pendek. Cara paling mudah untuk mengenali burung ini adalah melihat paruh mereka. Berkik Rawa memiliki paruh yang panjang dan lurus seperti kayu.

Jika di lapangan, Berkik Rawa sulit sekali dibedakan dengan Berkik ekor lidi. Namun, jika melihatnya lebih detail, maka akan tampak perbedaannya pada bagian ekor mereka yang lebih panjang. Kaki mereka juga tidak terlalu menjulur dari bawah ekor saat terbang.

Jika dibandingkan dengan Berkik ekor kipas, maka perbedaan utama terletak di warna bulu. Burung Berkik Rawa memiliki lebih banyak warna putih di ujung ekor dan tidak ada tampak pinggir putih di sayap waktu terbang.

Adapun warna iris mata dari Berkik Rawa sama seperti paruh mereka, yaitu coklat. Sedangkan kaki mereka memiliki ciri warna abu-abu zaitun.

Habitat dan Kebiasaan Berkik Rawa

Burung ini umumnya berkembang biak di Siberia Tengah dan bagian selatan Mongolia. Namun, saat musim dingin datang, Berkik Rawa akan bermigrasi ke wilayah Asia Tenggara dan Australia. Oleh karena itu, burung ini sering terlihat di Tiongkok Tenggara dan pulau Papua di Indonesia.

Mereka banyak ditemukan di padang rumput, paya-paya tergenang, dan hutan terbuka termasuk sawah. Habitat kesukaan Berkik Rawa adalah daerah yang berlumpur dan perairan dangkal. Ia dapat memakan moluska, cacing, dan serangga.

Secara umum, kebiasaan Berkik Rawa sama dengan jenis burung Berkik lainnya. Hanya saja, Berkik Rawa akan terbang lebih lambat dan arahnya lebih lurus.

Suara burung Berkik Rawa juga sangat khas. Secara sepintas suara mereka terdengar seperti Berkik ekor kipas. Akan tetapi, versi Berkik Rawa jauh lebih tinggi.

Di alam bebas, Berkik Rawa sedikit sulit untuk dijumpai. Bukan karena populasinya terancam, melainkan mereka menyatu dengan alam. Dengan warna kecoklatan bercampur putih dan hitam membuat mereka terlihat samar di habitatnya.

Apalagi kebiasaan Berkik rawa yang akan selalu diam kecuali terdapat gangguan di sekitarnya. Biasanya, sekalipun terlihat maka burung akan segera terbang menjauh.

Meski begitu, Berkik Rawa sering dijumpai saat terbang. Mereka akan mencari makan dalam kelompok yang kecil. Biasanya kelompok Berkik Rawa berisi 5-10 ekor burung. Beberapa anggota juga bisa memisahkan diri dari kelompoknya dan menemukan kelompok baru.

Hingga saat ini, menurut hukum di Indonesia, Berkik Rawa tidak termasuk ke dalam kategori satwa yang harus dilindungi. Demikian juga menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) yang memasukkan Burung Berkik Rawa ke dalam kategori Least Concern. Namun demikian, kita harus tetap menjaga mereka agar tetap lestari hingga tahun-tahun berikutnya.

Home > Burung Berkik Rawa > Burung Berkik Rawa, Pendatang dengan Paruh Panjangnya yang Khas